15%

RETORIS.ID kontributor

Dhanipro

29-Jun-2024

Ketimpangan Ekonomi Meningkat: Pekerja Bayar Pajak Lebih, Perusahaan Besar Malah Turun

Ketimpangan ekonomi Indonesia memburuk. Pajak pekerja naik, sementara kontribusi perusahaan besar turun. Pelajari penyebab, dampak, dan solusi untuk atasi kesenjangan pajak ini.

pajak anjlok

Kita sering mendengar tentang pentingnya pajak sebagai sumber pendapatan negara. Pajak digunakan untuk membiayai berbagai program pembangunan, infrastruktur, dan layanan publik yang kita nikmati. Namun, bagaimana jika penerimaan pajak justru mengalami penurunan?

Fakta Menarik: Pada Mei 2024, penerimaan pajak Indonesia anjlok 8,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini merupakan penurunan yang signifikan dan patut menjadi perhatian.

Penyebab Penurunan Penerimaan Pajak

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, penurunan penerimaan pajak ini disebabkan oleh merosotnya setoran pajak penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak pertambahan nilai (PPN).

  • PPh Badan: Penurunan setoran PPh Badan sebesar 35,7% mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan tengah mengalami penurunan profitabilitas. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti melambatnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya biaya produksi, atau persaingan bisnis yang semakin ketat.
  • PPN: Penurunan setoran PPN dipicu oleh peningkatan restitusi di sektor industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan. Ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di sektor tersebut mengalami kesulitan dalam menjalankan bisnisnya, sehingga membutuhkan pengembalian pajak yang lebih besar.

 

Pertumbuhan yang Tak Merata: Sinyal Ketimpangan Ekonomi?

Di tengah penurunan penerimaan pajak dari sektor korporasi, menarik untuk dicatat bahwa penerimaan PPh 21 (pajak penghasilan karyawan) dan PPh Orang Pribadi justru mengalami kenaikan.

  • PPh 21: Kenaikan PPh 21 menunjukkan bahwa gaji dan upah karyawan mengalami peningkatan. Hal ini bisa menjadi sinyal positif bagi pekerja, tetapi juga menunjukkan bahwa beban pajak lebih berat ditanggung oleh pekerja dibandingkan dengan perusahaan besar.
  • PPh Orang Pribadi: Kenaikan PPh Orang Pribadi bisa menunjukkan adanya peningkatan pendapatan di kalangan masyarakat. Namun, perlu diingat bahwa kenaikan ini tidak merata di semua lapisan masyarakat.

Berikut ini tabelnya:

Jenis Pajak Perubahan (Mei 2024 vs Mei 2023) Keterangan
Total Penerimaan Pajak -8,4% Turun dari Rp 830,5 triliun menjadi Rp 760,4 triliun
PPh Badan -35,7% Kontribusi 20,2% terhadap total penerimaan pajak
PPN Dalam Negeri -9,1% Kontribusi 21,9% terhadap total penerimaan pajak
PPh 21 (Karyawan) +29% Kontribusi 15,7% terhadap total penerimaan pajak
PPh Orang Pribadi +11,6% Pertumbuhan lebih cepat dari periode yang sama tahun lalu
PPh 26 +13,6% Pertumbuhan lebih lambat dari periode sebelumnya
PPh Final +13,7% Sebelumnya terkontraksi 10,5%

 

Penerimaan Pajak berdasarkan Sektor:

Sektor Perubahan (Mei 2024 vs Mei 2023) Kontribusi terhadap Total Penerimaan Pajak
Industri Pengolahan -14,2% 25,6%
Perdagangan -0,2% 24,4%
Pertambangan -60,4% 5,9%
Jasa Keuangan dan Asuransi +12,6% Tidak disebutkan
Konstruksi dan Real Estat +7,6% Tidak disebutkan
Transportasi dan Pergudangan +12% Tidak disebutkan
Jasa Perusahaan +11,6% Tidak disebutkan
Informasi dan Komunikasi +14,9% Tidak disebutkan

Analisis Ketimpangan Sektoral

Jika kita melihat lebih jauh, pertumbuhan penerimaan pajak juga tidak merata antar sektor. Sektor industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan mengalami penurunan, sementara sektor jasa keuangan, konstruksi, dan transportasi menunjukkan pertumbuhan positif.

Pertumbuhan yang tidak merata antar sektor bisa mencerminkan ketidakseimbangan dalam struktur ekonomi. Ini berpotensi menciptakan ketimpangan ekonomi yang lebih luas di masyarakat.

Bayangkan ekonomi sebagai sebuah taman. Setiap jenis tanaman di taman ini mewakili sektor ekonomi yang berbeda. Dalam taman yang seimbang, semua tanaman akan mendapatkan air, sinar matahari, dan nutrisi yang cukup untuk tumbuh secara merata. Ini mencerminkan ekonomi yang seimbang di mana semua sektor berkembang secara proporsional.

Namun, bayangkan jika penjaga taman hanya fokus menyiram dan merawat sebagian kecil tanaman (misalnya, mawar yang mewakili sektor teknologi), sementara mengabaikan tanaman lain (misalnya, sayuran yang mewakili sektor pertanian). Akibatnya:

  1. Mawar akan tumbuh sangat subur dan indah, menarik banyak pengunjung dan lebah (investasi dan talenta).
  2. Sementara itu, sayuran akan layu, kekurangan nutrisi, dan mungkin mati.
  3. Taman menjadi tidak seimbang: satu sudut penuh dengan mawar yang mekar, sementara bagian lain gersang dan tidak menarik.
  4. Pengunjung taman hanya akan berkumpul di area mawar, mengabaikan bagian lain taman.
  5. Harga mawar akan melambung karena permintaan tinggi, sementara sayuran yang masih bertahan harganya anjlok karena kurang peminat.

Dalam analogi ini, ketidakseimbangan taman mencerminkan ketimpangan ekonomi. Sebagian masyarakat (yang berada di "area mawar") akan menikmati kemakmuran, sementara yang lain (di "area sayuran") akan mengalami kesulitan ekonomi.

Untuk menciptakan ekonomi yang sehat dan inklusif, "penjaga taman" (pemerintah) harus memastikan bahwa semua "tanaman" (sektor ekonomi) mendapat perhatian dan sumber daya yang cukup untuk tumbuh secara proporsional, menciptakan "taman" (ekonomi) yang seimbang dan indah secara keseluruhan.

Dampak dan Implikasi Penurunan Penerimaan Pajak

Penurunan penerimaan pajak memiliki dampak yang signifikan bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

  1. Pengurangan Pengeluaran Pemerintah: Penurunan penerimaan pajak dapat memaksa pemerintah untuk mengurangi pengeluaran, yang berdampak pada program pembangunan dan layanan publik.
  2. Peningkatan Defisit Anggaran: Penurunan penerimaan pajak dapat memperlebar defisit anggaran, yang dapat meningkatkan beban utang negara.
  3. Ketimpangan Ekonomi: Penurunan penerimaan pajak dari sektor korporasi dan pertumbuhan yang tidak merata antar sektor dapat memperburuk ketimpangan ekonomi di masyarakat.

Kesimpulan

Penurunan penerimaan pajak merupakan isu serius yang harus ditangani dengan segera. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk, mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan penerimaan pajak dan mengurangi ketimpangan ekonomi. 

Dengan demikian, penerimaan pajak dapat menjadi sumber pendapatan negara yang berkelanjutan untuk membiayai pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Referensi

Jakarta, CNBC Indonesia. (2024, Juni 27). Setoran pajak perusahaan anjlok, ini industri paling parah. [Berita online]. https://www.cnbcindonesia.com/news/20240627163445-4-549961/setoran-pajak-perusahaan-anjlok-ini-industri-paling-parah

Topik : analisa keuangan
Similar Posts

Komentar (0)

Tinggalkan Komentar

Ikuti Melalui Email

Dapatkan info terbaru, dikirim ke email Anda