15%

RETORIS.ID staff

Martini Ramadhani

02-Apr-2024

Price to Book Value Adalah: Formula dan Contoh Perhitungannya

Pernah bertanya-tanya mengapa ada saham yang tampak undervalued meski kinerjanya baik? Price to book value adalah metrik penting dalam analisis fundamental yang menjawab pertanyaan ini dengan membandingkan harga pasar saham dengan nilai bukunya.

Rasio ini, dikenal juga dengan price book value ratio atau PBV, memberikan wawasan mengenai apakah saham tersebut dihargai lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan nilai aset bersihnya.

Memahami cara menghitung PBV, apa itu PBV, dan kapan menggunakannya dapat membuka peluang investasi yang belum terungkap sebelumnya.

Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang PBV saham, termasuk pbv rumus dan analisis fundamental terkait, untuk memberikan Anda alat yang tepat dalam membuat keputusan investasi yang tepat.

Memahami Price to Book Ratio

Memahami Price to Book Ratio (PBV) adalah langkah awal dalam analisis fundamental untuk menilai apakah saham tersebut berharga atau tidak. PBV mengukur perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai bukunya per saham. Berikut ini adalah poin-poin penting yang perlu Anda ketahui tentang PBV:

  • Cara Menghitung PBV: PBV dihitung dengan membagi harga pasar per saham dengan nilai buku per saham (BVPS). Formula ini memberikan gambaran cepat mengenai penilaian saham relatif terhadap nilai asetnya.
  • Interpretasi PBV:
    • Jika PBV kurang dari 1, menunjukkan saham mungkin undervalued atau harga pasar lebih rendah dari nilai asetnya.
    • Jika PBV lebih dari 1, menunjukkan saham mungkin overvalued atau harga pasar lebih tinggi dari nilai asetnya.
  • Pentingnya PBV bagi Investor: PBV sangat relevan bagi investor nilai yang mencari saham dengan harga yang wajar atau undervalued. Dengan membandingkan PBV dari berbagai perusahaan dalam industri yang sama, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih informasi. Selain itu, PBV membantu menilai kesehatan finansial perusahaan dan membandingkannya dengan pesaing dalam industri yang sama. Namun, penting untuk diingat bahwa PBV tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya metrik dalam mengevaluasi saham; metrik lain seperti rasio harga terhadap laba (P/E) juga harus dipertimbangkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap.

Menghitung Rasio Price to Book Value (PBV)

Memulai perhitungan PBV (Price to Book Value) memerlukan pemahaman yang baik tentang dua komponen utama: Harga Pasar per Saham dan Nilai Buku per Saham (BVPS). Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung rasio PBV:

  1. Menghitung Nilai Buku per Saham (BVPS):
    • Rumus BVPS: BVPS = (Total Aset - Aset Tak Berwujud - Total Liabilitas) / Jumlah Saham yang Beredar.
    • Ini memberikan nilai ekuitas per saham yang tersedia untuk pemegang saham.
  2. Menghitung Rasio PBV:
    • Rumus PBV: PBV = Harga Pasar per Saham / BVPS.
    • Rasio ini menawarkan perspektif tentang bagaimana pasar menilai saham dibandingkan dengan nilai bukunya.

Sebagai contoh, mari kita hitung PBV untuk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berdasarkan laporan keuangannya tahun 2021.

Anggaplah harga pasar saham BBRI adalah Rp4.000 per saham, dan setelah menghitung BVPS berdasarkan total ekuitas dan jumlah saham yang beredar, kita mendapatkan nilai BVPS sebesar Rp2.000.

Dengan demikian, PBV BBRI adalah 2 (PBV = 4.000 / 2.000), yang menunjukkan bahwa saham tersebut dihargai dua kali lipat dari nilai bukunya.

Melalui langkah-langkah ini, investor dapat memperoleh wawasan berharga tentang penilaian saham dan membuat keputusan investasi yang lebih tepat.

Menggunakan PBV sebagai bagian dari analisis fundamental memberikan cara untuk mengidentifikasi saham yang undervalued atau overvalued, membantu Anda dalam merancang strategi investasi yang solid.

Kapan Menggunakan Price to Book Ratio

Dalam menentukan waktu yang tepat untuk menggunakan rasio Price to Book Value (PBV), ada beberapa situasi kunci yang harus diperhatikan investor:

  • Analisis Sektor Keuangan dan Perbankan: PBV sangat berguna dalam menilai perusahaan di sektor keuangan dan perbankan, di mana aset nyata merupakan bagian besar dari total aset perusahaan. Ini karena aset nyata sering kali memberikan gambaran yang lebih akurat tentang nilai sebenarnya perusahaan dalam industri ini.
  • Perbandingan Industri: Sebelum membuat keputusan investasi, penting untuk membandingkan PBV perusahaan dengan rata-rata industri. Hal ini karena PBV dapat bervariasi secara signifikan antar industri. Misalnya, perusahaan dengan PBV di bawah 1 mungkin dianggap undervalued dalam satu industri, tetapi tidak untuk industri lain.
  • Kombinasi dengan Metrik Lain: Meskipun PBV adalah alat yang berguna, tidak seharusnya digunakan secara isolasi. Investor harus menggabungkannya dengan metrik keuangan lain seperti rasio Harga terhadap Laba (P/E) dan analisis fundamental untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang nilai saham. Ini membantu dalam mengidentifikasi peluang investasi yang tidak hanya undervalued tetapi juga memiliki prospek pertumbuhan yang baik.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, investor dapat lebih strategis dalam menggunakan PBV sebagai bagian dari toolkit analisis fundamental mereka, memungkinkan identifikasi saham yang undervalued atau overvalued dengan lebih efektif. Selalu ingat, keputusan investasi yang baik berasal dari pemahaman yang mendalam tentang berbagai faktor yang mempengaruhi nilai saham.

Keterbatasan Price to Book Ratio

Dalam menggunakan rasio Price to Book Value (PBV), ada beberapa keterbatasan yang perlu Anda waspadai untuk memastikan analisis yang lebih akurat dan komprehensif:

  • Variabilitas Akuntansi dan Aset Tak Berwujud:
    • Perusahaan di sektor jasa dan teknologi informasi sering memiliki sedikit aset nyata, membuat PBV kurang berguna.
    • Standar akuntansi yang berbeda antar negara dapat mengurangi kemampuan perbandingan PBV.
    • Aset tak berwujud seperti nilai merek, paten, atau keunggulan kompetitif tidak diperhitungkan oleh PBV.
  • Dampak Aksi Korporasi:
    • Akuisisi baru-baru ini, penulisan ulang aset, atau pembelian kembali saham dapat mendistorsi nilai buku.
    • Perubahan nilai aset dan tingkat hutang perusahaan bisa mempengaruhi PBV secara signifikan.
    • PBV harus digunakan bersama dengan metrik keuangan lain seperti Price to Earnings (P/E) dan Price Earnings Growth (PEG) untuk pandangan yang lebih lengkap.
    • Selalu bandingkan rasio PBV dalam konteks industri yang sama dan ingatlah bahwa PBV tidak mempertimbangkan potensi pertumbuhan masa depan atau kinerja perusahaan.

Melalui pemahaman tentang keterbatasan ini, Anda dapat lebih kritis dan teliti dalam menganalisis saham menggunakan PBV. Menggabungkan PBV dengan alat analisis keuangan lainnya akan memperkuat strategi investasi Anda, memungkinkan identifikasi peluang yang tidak hanya berdasarkan nilai tetapi juga pertumbuhan dan kinerja jangka panjang.

Kasus Penggunaan Rasio PBV dalam Analisis Saham

Dalam menganalisis saham, memahami dan menerapkan rasio Price to Book Value (PBV) dapat membuka wawasan baru tentang nilai sebenarnya dari sebuah perusahaan. Berikut ini adalah beberapa kasus penggunaan PBV dalam analisis saham yang dapat membantu Anda dalam membuat keputusan investasi yang lebih tepat:

  • Perbandingan PBV vs. Price-to-Tangible-Book Ratio:
    • PBV mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku, sedangkan Price-to-Tangible-Book Ratio lebih fokus pada nilai buku nyata (tangible) perusahaan. Hal ini sangat berguna ketika menilai aset tak berwujud.
  • Analisis Dampak PBV pada Harga Saham:
    • Studi Kasus: Penelitian pada sub-sektor farmasi tahun 2022-2023 menunjukkan PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal serupa terlihat pada PT. Bakrieland Development.Tbk (2008-2012), di mana PBV berpengaruh besar terhadap return saham.
    • IDX Data: Bursa Efek Indonesia menyediakan data yang diperlukan untuk perhitungan PBV, memudahkan analisis.
  • PBV dalam Konteks Kinerja Saham:
    • PBV < 1: Saham dianggap undervalued, menawarkan peluang beli bagi investor.
    • PBV > 1: Saham dianggap overvalued, menyarankan investor untuk berhati-hati.
    • Pengaruh Lain: PBV, EPS, dan pembayaran dividen memiliki dampak signifikan terhadap harga saham, menurut penelitian.

Memanfaatkan rasio PBV dalam analisis saham tidak hanya memberikan pandangan tentang penilaian saham saat ini tetapi juga membantu mengidentifikasi potensi pertumbuhan dan risiko investasi.

Dengan memahami kasus penggunaan ini, Anda dapat lebih strategis dalam menganalisis dan memilih saham yang sesuai dengan tujuan investasi Anda.

Melalui ulasan mendalam mengenai rasio Price to Book Value (PBV), kita telah memperoleh pemahaman tentang cara mengidentifikasi saham yang undervalued atau overvalued berdasarkan nilai buku dibandingkan dengan harga pasar.

Penjelasan tentang cara menghitung PBV, interpretasi nilai-nilai yang dihasilkan, dan aplikasinya dalam berbagai situasi investasi membekali para investor dengan alat analisis fundamental yang kuat dalam menilai peluang investasi.

Kesimpulannya, pentingnya PBV sebagai indikator dalam analisis fundamental saham tidak dapat diremehkan, memberikan wawasan berharga terkait penilaian saham dan kesehatan finansial perusahaan.

Namun, seperti halnya dengan alat analisis keuangan lainnya, PBV memiliki keterbatasannya. Variabilitas akuntansi dan pengaruh aset tak berwujud, serta dampak aksi korporasi, menekankan pentingnya menggunakan PBV bersama dengan metrik keuangan lain dalam melakukan analisis holistik.

Kritis dan teliti dalam menganalisis saham menggunakan PBV beserta dengan pemahaman terhadap keterbatasannya, memungkinkan investor untuk merancang strategi investasi yang lebih informed dan berpotensi sukses dalam jangka panjang.

FAQs

Apa pengertian dari rasio price to book value (PBV)?

PBV adalah ukuran yang menggambarkan nilai aset bersih perusahaan. Untuk menghitung PBV, harga saham perusahaan dibagi dengan total asetnya setelah dikurangi aset tidak berwujud dan beban, sesuai dengan yang dijelaskan oleh Investopedia.

Fungsi PBV dalam penilaian saham adalah apa?

Rasio PBV digunakan untuk menilai apakah harga saham di pasar dianggap murah atau mahal. Ini juga merupakan alat untuk menganalisis kesehatan keuangan perusahaan.

Bagaimana perbedaan antara PER dan PBV?

Price to Earnings Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) adalah dua rasio keuangan yang digunakan investor untuk mengevaluasi saham. PER mengukur harga saham dibandingkan dengan pendapatan per saham, sementara PBV membandingkan harga saham dengan nilai buku per saham.

Apakah PBV itu sama dengan MBV?

Ya, PBV juga dikenal dengan nama lain yaitu Market to Book Value (MBV). Untuk mendapatkan nilai BV, total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang diterbitkan dan beredar. Ini memberikan gambaran rasio antara nilai pasar saham dengan nilai bukunya.

Topik : saham analisa
Similar Posts

Komentar (0)

Tinggalkan Komentar