PBV Saham: Cara Membedakan Saham Murah dari Value Trap

RETORIS.ID staff

Martini Ramadhani

01-04-2024

PBV Saham: Cara Membedakan Saham Murah dari Value Trap

Anda mungkin sering mendengar nasihat investasi klasik: "Beli saham dengan PBV di bawah 1, itu murah!". Nasihat ini memang ada benarnya. Tapi, tahukah Anda cara membedakan 'harta karun' tersembunyi dari 'jebakan batman' yang siap merugikan portofolio Anda di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

Banyak investor pemula terjebak membeli saham yang terlihat murah secara valuasi, hanya untuk menyadari bahwa fundamental perusahaannya sedang bermasalah. Artikel ini akan menjadi panduan Anda, langkah demi langkah, untuk menggunakan Price to Book Value (PBV) secara cerdas. Anda tidak hanya akan belajar menghitungnya, tetapi juga cara menginterpretasikannya dengan benar untuk menemukan saham murah yang berkualitas.

Apa Itu Price to Book Value (PBV)?

Secara sederhana, Price to Book Value (PBV) adalah rasio keuangan yang membandingkan harga pasar sebuah saham dengan nilai buku perusahaan tersebut. Anggap saja seperti ini: jika sebuah perusahaan dilikuidasi hari ini—semua asetnya dijual dan semua utangnya dilunasi—nilai buku adalah sisa uang yang akan dibagikan kepada para pemegang saham.

PBV menjawab pertanyaan: “Berapa rupiah yang rela dibayar investor untuk setiap satu rupiah nilai buku perusahaan?”

Mengapa PBV Penting untuk Investor?

PBV adalah salah satu metrik paling fundamental yang digunakan investor untuk melakukan skrining awal valuasi saham. Fungsinya adalah untuk memberikan gambaran cepat apakah harga sebuah saham tergolong murah (undervalued) atau mahal (overvalued) relatif terhadap aset bersih yang dimilikinya.

Jika Anda membayar harga saham yang jauh lebih tinggi dari nilai bukunya (PBV tinggi), artinya Anda bertaruh pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan besar di masa depan. Sebaliknya, jika Anda membayar di bawah nilai bukunya (PBV rendah), Anda seolah-olah mendapatkan aset perusahaan dengan 'diskon'. Namun, seperti yang akan kita bahas, diskon ini tidak selalu berarti penawaran yang bagus.

Rumus PBV dan Cara Menghitungnya (Studi Kasus Saham GOTO)

Memahami teori saja tidak cukup. Mari kita praktikkan langsung cara menghitung PBV saham.

Rumus untuk menghitung PBV adalah:

PBV = Harga Saham per Lembar / Nilai Buku per Lembar Saham (BVPS)

Sebelum mendapatkan PBV, Anda perlu menghitung Book Value Per Share (BVPS) terlebih dahulu dengan rumus:

BVPS = Total Ekuitas / Jumlah Saham Beredar

Total ekuitas (atau nilai buku) didapat dari pengurangan total aset dengan total liabilitas (utang) perusahaan.

Studi Kasus: Menghitung PBV Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO)

Mari kita bedah cara menghitung PBV GOTO secara manual. Angka yang digunakan di sini adalah ilustratif untuk menunjukkan prosesnya.

Langkah 1: Temukan Harga Saham Real-time
Anda bisa mendapatkan harga saham terbaru dari aplikasi sekuritas Anda, Google Finance, atau situs berita keuangan. Misalkan, harga saham GOTO saat ini adalah Rp100 per lembar.

Langkah 2: Temukan Laporan Keuangan Terbaru
Kunjungi situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) atau halaman Investor Relations di situs web GOTO. Cari laporan keuangan kuartalan atau tahunan terbaru.

Langkah 3: Cari 'Total Ekuitas' dan 'Jumlah Saham Beredar'
Buka laporan keuangan tersebut. Anda akan menemukan dua angka penting ini:

  • Total Ekuitas: Biasanya ditemukan di bagian Laporan Posisi Keuangan (Neraca). Cari baris "Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk".
    • Contoh Ilustratif: Misalkan Total Ekuitas GOTO adalah Rp118 triliun.
  • Jumlah Saham Beredar: Angka ini seringkali ada di catatan atas laporan keuangan atau ringkasan kinerja saham.
    • Contoh Ilustratif: Misalkan Jumlah Saham Beredar GOTO adalah 1.180 miliar lembar.

Langkah 4: Kalkulasi Manual & Verifikasi
Sekarang, mari kita hitung:

  1. Hitung BVPS:
    • BVPS = Rp118.000.000.000.000 / 1.180.000.000.000 lembar
    • BVPS = Rp100 per lembar
  2. Hitung PBV:
    • PBV = Harga Saham / BVPS
    • PBV = Rp100 / Rp100
    • PBV = 1x

Dalam contoh ini, PBV GOTO adalah 1x, yang berarti harga pasarnya sama persis dengan nilai bukunya. Pada kenyataannya, seorang analis pada 2022 pernah mencatat bahwa PBV GOTO yang diperdagangkan di bawah 1x (misalnya 0,84x) membuatnya sangat menarik bagi value investor.

Interpretasi PBV: Bukan Sekadar Angka di Atas atau di Bawah 1

Mengetahui angka PBV hanyalah setengah dari pekerjaan. Bagian terpenting adalah menginterpretasikannya dengan benar.

PBV < 1: Murah atau Murahan?

Secara umum, PBV di bawah 1 dianggap murah dan banyak diminati investor. Ini bisa menjadi indikasi bahwa saham tersebut undervalued.

Namun, Anda perlu waspada. PBV rendah tidak selalu berarti 'harta karun'. Bisa jadi ini adalah sinyal bahaya bahwa:

  • Perusahaan sedang mengalami masalah fundamental: Kinerja keuangan yang buruk atau prospek masa depan yang suram.
  • Memiliki utang yang tinggi: Utang yang besar dapat menggerus nilai ekuitas.
  • Pasar tidak percaya pada nilai asetnya: Investor mungkin merasa aset yang tercatat di neraca tidak akan menghasilkan keuntungan yang diharapkan.

PBV > 1: Mahal atau Berkualitas?

Sebaliknya, PBV di atas 1 sering dianggap mahal (overvalued). Ini menunjukkan bahwa pasar bersedia membayar lebih tinggi dari nilai aset bersih perusahaan.

Akan tetapi, PBV tinggi tidak selalu berarti saham tersebut harus dihindari. Ini bisa mencerminkan:

  • Kinerja perusahaan yang solid: Pasar memiliki ekspektasi tinggi terhadap pertumbuhan laba di masa depan.
  • Bisnis yang efisien: Perusahaan mampu menghasilkan keuntungan besar dengan modal atau aset yang relatif sedikit.
  • Prospek industri yang cerah: Perusahaan berada di sektor yang sedang bertumbuh pesat.

Kunci untuk interpretasi yang akurat adalah konteks. Salah satu cara terbaik adalah dengan membandingkan PBV suatu saham dengan rata-rata industrinya. Misalnya, PBV 1,5x mungkin dianggap mahal untuk perusahaan pertambangan, tetapi bisa jadi wajar untuk perusahaan perbankan.

Framework Anti "Value Trap": Checklist 5 Menit Sebelum Beli Saham PBV Rendah

Anda menemukan saham dengan PBV 0.5x. Sangat menarik! Tapi sebelum menekan tombol 'buy', luangkan lima menit untuk menjalankan checklist ini untuk menghindari "value trap"—saham yang terlihat murah tapi sebenarnya adalah investasi yang buruk.

  1. Cek Tren ROE (Return on Equity): Apakah Profitabilitasnya Menurun?
    • Mengapa ini penting? ROE mengukur seberapa efektif perusahaan menghasilkan laba dari ekuitasnya. PBV dan ROE umumnya berkorelasi. PBV rendah yang disertai dengan ROE yang terus menurun adalah bendera merah besar. Ini menunjukkan perusahaan semakin tidak efisien dalam menghasilkan keuntungan.
    • Tindakan: Lihat data ROE selama 3-5 tahun terakhir. Apakah stabil, naik, atau justru anjlok?
  2. Cek DER (Debt to Equity Ratio): Apakah Utangnya Membengkak?
    • Mengapa ini penting? DER membandingkan total utang dengan ekuitas. PBV rendah bisa disebabkan oleh utang yang sangat tinggi, yang meningkatkan risiko kebangkrutan.
    • Tindakan: Bandingkan DER perusahaan dengan rata-rata industrinya. DER yang jauh lebih tinggi dari kompetitor adalah tanda bahaya.
  3. Cek Arus Kas Operasi: Apakah Positif?
    • Mengapa ini penting? Laba bisa dimanipulasi melalui akuntansi, tetapi arus kas lebih sulit. Arus kas operasi yang negatif berarti perusahaan mengeluarkan lebih banyak uang tunai daripada yang dihasilkannya dari bisnis inti. Ini tidak berkelanjutan.
    • Tindakan: Buka laporan arus kas dan pastikan baris "Arus Kas dari Aktivitas Operasi" positif dan idealnya bertumbuh.
  4. Baca Berita Terbaru: Adakah Sentimen Negatif atau Masalah Manajemen?
    • Mengapa ini penting? Terkadang, pasar menghukum saham karena alasan yang tidak terlihat di laporan keuangan, seperti skandal manajemen, gugatan hukum, atau perubahan regulasi yang merugikan.
    • Tindakan: Lakukan pencarian cepat di berita untuk nama perusahaan. Apakah ada berita buruk yang persisten?
  5. Bandingkan dengan Kompetitor: Apakah PBV-nya Paling Rendah Karena Alasan yang Buruk?
    • Mengapa ini penting? Membandingkan PBV dengan perusahaan sejenis dalam industri yang sama adalah cara paling efektif untuk menilai valuasi. Jika PBV suatu perusahaan jauh lebih rendah dari semua pesaingnya, kemungkinan besar ada alasan fundamental di baliknya.
    • Tindakan: Gunakan fitur screener di aplikasi sekuritas Anda untuk melihat PBV kompetitor di sektor yang sama.

Kapan PBV Kurang Relevan? (Studi Kasus Saham Teknologi vs. Pertambangan)

Meskipun sangat berguna, PBV memiliki kelemahan. Rasio ini paling efektif untuk perusahaan padat modal (capital-intensive) seperti manufaktur, perbankan, atau energi, di mana aset fisik menjadi pendorong utama bisnis.

Sebaliknya, PBV menjadi kurang relevan untuk perusahaan yang aset terbesarnya tidak berwujud, seperti:

  • Perusahaan Teknologi (Contoh: GOTO): Nilai utama GOTO tidak terletak pada gedung atau mesin, melainkan pada merek, teknologi perangkat lunak, dan jaringan penggunanya. Aset tak berwujud ini seringkali tidak tercatat secara penuh dalam neraca, sehingga nilai bukunya terlihat kecil dan PBV-nya cenderung tinggi.
  • Perusahaan Jasa: Sama seperti perusahaan teknologi, nilai mereka ada pada sumber daya manusia dan reputasi, bukan aset fisik.

Oleh karena itu, membandingkan PBV perusahaan teknologi dengan perusahaan pertambangan batu bara adalah seperti membandingkan apel dengan jeruk. Keduanya memiliki model bisnis dan struktur aset yang sangat berbeda.

Kesimpulan: PBV adalah Peta, Bukan Tujuan Akhir

Price to Book Value (PBV) adalah alat analisis fundamental yang sangat kuat dan mudah digunakan untuk skrining awal saham. Rasio ini memberikan Anda titik awal yang bagus untuk menentukan apakah sebuah saham berpotensi undervalued atau overvalued.

Namun, PBV bukanlah jawaban akhir. Angka PBV yang rendah tidak secara otomatis menjamin keuntungan, dan PBV yang tinggi tidak selalu berarti investasi yang buruk. Keputusan investasi yang cerdas mengharuskan Anda untuk menggali lebih dalam.

Gunakan PBV sebagai pintu masuk analisis Anda. Kombinasikan dengan metrik lain seperti ROE, DER, dan analisis kualitatif terhadap prospek bisnis perusahaan. Dengan pendekatan yang komprehensif, Anda akan lebih siap untuk memisahkan 'harta karun' dari 'jebakan batman' di pasar saham.

Artikel yang serupa